Informasi RS Jakarta

Artikel Kesehatan

Category filter:AllArtikel Kesehatan
No more posts
WhatsApp-Image-2022-12-15-at-11.01.06-1.jpeg
15/Dec/2022

Kesehatan dan kecantikan kulit tentunya sangat diinginkan hampir seluruh wanita, contohnya memiliki kulit wajah cerah, halus, dan bercahaya. Untuk mencapainya, banyak usaha yang bisa dilakukan, salah satunya dengan melalui prosedur perawatan kulit. Perawatan kulit bertujuan untuk membantu merawat, membersihkan, serta mencerahkan kulit wajah agar terlihat sehat dan lebih bercahaya. Namun, dari sekian banyak pilihan perawatan, kita harus bijak untuk memilih perawatan apa yang sesuai dengan kebutuhan kulit kita. Nah, ternyata ada salah satu perawatan yang dapat dilakukan oleh semua orang, yaitu Mikrodermabrasi. Yuk kita bahas lebih dalam bagaimana cara kerja dan manfaat dari Mikrodermabrasi!

Apasih Mikrodermabrasi?

Prosedur peremajaan kulit non-invasif yang mengangkat sel-sel kulit mati dari permukaan kulit, menggunakan mikrokristal yang aman dan bebas alergi.
Prosedur ini membersihkan kulit untuk membuat kulit mengelupas, membersihkan pori-pori, dan membersihkan minyak dan kotoran. Hasilnya akan membuat kulit Anda lebih halus dan bersih.

Siapa yang Perlu Menjalani Mikrodermabrasi

Mikrodermabrasi dapat meremajakan kulit dengan menghilangkan atau menutupi noda yang sering muncul pada wajah, seperti:
  • Age spot, atau bintik-bintik gelap yang berkaitan dengan usia
  • Komedo
  • Hiperpigmentasi, atau bercak kulit yang gelap dan berbeda dengan kulit di sekitarnya
  • Strecth mark
  • Kulit terlihat kusam dan lelah
  • Garis halus
  • Keriput
  • Pori-pori besar
  • Jerawat dan bekas jerawat
  • Rosacea, atau radang kulit kronis yang menyebabkan kemerahan dan iritasi pada kulit

Hasil yang diharapkan dari Prosedur Mikrodermabrasi

Selain menghilangkan bekas luka dan tanda-tanda penuaan serta kerusakan kulit, mikrodermabrasi juga dapat membuat kulit  lebih sehat dan kuat. Kulit yang baru tumbuh setelah perawatan mengandung lebih banyak elastin dan kolagen. Kedua protein ini dapat membuat kulit  lebih kencang dan kuat.
Mikrodermablasi meningkatkan produksi kolagen dan dapat membuat wajah anda  terlihat lebih kencang dan lebih muda.

Gambaran Prosedur Mikrodermabrasi

Mikrodermablasi dilakukan dengan menyemprotkan  tetesan kristal mikro atau kristal aluminium oksida ke permukaan kulit. Selanjutnya, kristal mikro akan digunakan untuk menghilangkan lapisan atas kulit (epidermis). Hal ini akan membuat tubuh mengira kulit rusak, sehingga tubuh segera mengganti kulit dengan kulit baru.
Prosedur ini memakan waktu sekitar 30-45 menit, tergantung banyaknya noda yang perlu dibersihkan. Mikrodermablasi tidak memerlukan waktu pemulihan, sehingga pasien dapat segera kembali ke rumah dan memulai aktivitas normal.
Tindakan ini sebaiknya dilakukan oleh dokter kulit yang memang ahli dan profesional, oleh karena itu, sebelum melakukan mikrodermabrasi konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter spesialis kulit, Jakarta Beauty & Health Clinic, RS Jakarta agar dokter dapat menilai kondisi kulit dan menentukan perawatan yang tepat. Informasi & pendaftaran dapat menghubungi Telp 021-5732241 atau via Whatsapp 0815 8551 2655.

procedures-icon-temporomandibular-joint-treatment.jpg
30/Nov/2022

Pernahkah kamu merasakan nyeri pada area wajah dan rahang bahkan hingga kesulitan saat mengunyah? Hati-hati bisa jadi kamu mengalami gangguan sendi rahang lho. Hal ini karena otot dengan fungsi membuka dan menutup mulut memiliki kaitan erat dengan sendi rahang. Lalu apa sih yang dimaksud dengan gangguan sendi rahang? Apa saja penyebab dan gejalanya? Dan bagaimana penanganan yang harus dilakukan? Yuk cari tahu jawabannya !
Apa sih Temporomandibular Disorders ?
TMD atau Temporomandibular Disorders adalah gangguan pada sendi rahang yang membuat kita sulit mengunyah, sakit saat membuka mulut, serta rasa nyeri di area kepala dan wajah yang dapat mengganggu aktivitas sehari hari.
Faktor Penyebab
Ada banyak kemungkinan penyebab nyeri rahang, mulai dari masalah persendian hingga masalah gigi dan gusi. Rasa sakit yang disebabkan oleh masalah yang melibatkan sendi TMD mungkin akibat gangguan TMD. Gangguan TMD disebabkan oleh :
Deep pain input
Merupakan segala aktivitas di luar kebiasaan normal dan tidak mempunyai tujuan fungsional. Contohnya kebiasaan – kebiasaan buruk seperti mengunyah permen karet, bruxism, clenching, mengunyah hanya pada satu sisi atau bertopang dagu.
Cedera/ Trauma rahang
Dapat berupa trauma berat maupun trauma ringan. Pada kasus trauma berat yang tiba-tiba dan mengakibatkan perubahan struktur rahang, seperti pukulan pada wajah atau kecelakaan. Sedangkan trauma ringan tetapi berulang dalam jangka waktu yang lama, seperti mengerat dan menggesek-gesekkan gigi atas dan bawah dengan keras. Kedua hal tersebut dapat menyebabkan trauma berat pada jaringan yang terlibat, seperti gigi, sendi rahang, atau otot.
Stres
Stres sering memainkan peran yang sangat penting dalam gangguan TMJ. Selama stres, energi yang dihasilkan didistribusikan ke seluruh tubuh. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan seperti tekanan darah tinggi, asma, penyakit jantung atau peningkatan kontraksi otot kepala dan leher.
Penyebab lainnya
Selain itu, penyebab nyeri rahang yang berkaitan dengan gigi dapat dipengaruhi oleh Sakit gigi & Penyakit periodontal. Untuk kemungkinan penyebab lain nyeri rahang adalah Infeksi, Masalah sinus, serta Oklusi.
Gejala TMD
  • Kesulitan mengunyah dan berbicara
  • Rasa sakit atau nyeri pada area wajah dan area sendi rahang
  • Bunyi (clicking) saat sendi digerakkan
  • Bukaan mulut terbatas
  • Rahang terkunci/ tidak dapat digerakkan
Pemeriksaan
  • Anamnesis lengkap
  • Pemeriksaan klinis dan penunjang (Rontgen panoramik, Rontgen TMJ hingga pemeriksaan MRI jika diperlukan)
Perawatan
  • Edukasi utk eliminasi faktor etiologi
  • Passive jaw exercise
  • Splint oklusal : penanganan dengan menggunakan alat untuk stabilisasi mulut dan gigi terutama dalam permasalahan pada sendi temporomandibular.
Berkonsultasilah kepada dokter gigi spesialis prostodonsia apabila merasakan gejala nyeri pada sendi rahang. Informasi & pendaftaran Jakarta Dental Clinic, Rumah Sakit Jakarta dapat menghubungi Telp 021-5732241 atau via Whatsapp 0815 8551 2655.

WhatsApp-Image-2022-11-25-at-10.49.55-1200x1200.jpeg
25/Nov/2022

Definisi
Obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan energi (energy intake) dengan energi yang digunakan (energy expenditure) dalam waktu lama (WHO,2000). Oleh karena itu, setiap orang harus memperhatikan jumlah makanan dan cairan yang dikonsumsi (disesuaikan dengan kebutuhan energi harian) dan tingkat aktivitas fisik yang dilakukan. Perhatian lebih harus diberikan pada dua masalah ini, terutama bagi mereka yang berasal dari keluarga yang kelebihan berat badan, adalah wanita, bekerja dalam posisi duduk, tidak menyukai olahraga, dan emosi yang tidak stabil.
Tanda dan gejala
Tanda atau gejala berikut dapat menentukan apakah seseorang mengalami obesitas atau berisiko obesitas, yaitu:
  • Gejala seperti mendengkur dan nyeri pinggul.
  • Terdapat timbunan lemak di dada, leher, wajah, lengan, perut bagian bawah, pinggul, paha, perut bagian atas, pinggang dan perut bagian bawah.
  • Riwayat sosial/psikologis mis. menekankan
  • Dalam keluarga dengan orang tua kelebihan berat badan dan obesitas.
  • Sebelumnya menggunakan obat-obatan seperti obat binaraga, perawatan hormon tertentu, steroid, dan lain-lain.
  • Riwayat tekanan sebelumnya.
Penyebab
Penyebab obesitas dapat dilihat dari bagaimana pola makan dan aktivitas seseorang dalam kesehariannya. Berikut penyebab obesitas :
Pola Makan
  • Makan berlebihan (porsi besar).
  • Frekuensi makan yang sering dan tidak teratur.
  • Kebiasaan ngemil (snack).
  • Makan dalam jumlah banyak dan dalam waktu singkat (cepat).
  • Tidak sarapan sehingga menambah porsi makan siang dan/atau malam Anda.
  • Konsumsi makanan yang digoreng, berlemak dan manis.
  • Kurangnya konsumsi sayur dan buah.
Pola Beraktivitas
  • Kebiasaan sering menonton TV, bermain komputer dan game tanpa melakukan kegiatan lain lebih dari 2 jam sehari.
  • Kurang olahraga.
  • Aktivitas fisik yang rutin dilakukan kurang dari 30 menit sehari.
  • Kurangnya aktivitas fisik (misalnya menggunakan mobil daripada berjalan kaki, menggunakan lift daripada tangga, dll.).
Selain kedua faktor di atas, ada faktor lain yang berkontribusi terhadap obesitas, antara lain: Genetika, ketidakseimbangan hormon, perawatan medis tertentu seperti kortikosteroid, kontrasepsi oral, gangguan mental (stres) dan kondisi medis lainnya.
Bagaimana Cara Menentukan Obesitas?
Pengukuran berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) agara memperoleh nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) yang nantinya akan digunakan dalam menentukan klasifikasi atau derajat obesitas. Rumus penentuan IMT adalah: IMT = Berat Badan (kg) : [Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)]. Pengukuran IMT ini tidak berlaku terhadap ibu hamil, atlit, dan penimbunan cairan yang tidak normal di kaki dan perut. Batas aman lingkar perut untuk pria adalah 90 cm dan wanita adalah 80 cm. Setelah mengukur IMT maka kita dapat menentukan klasifikasi obesitas seseorang.
Pencegahan
Berikut beberapa tips yang bisa kita lakukan untuk mengatasi obesitas :
1. Pola Diet
  • Makan makanan yang bervariasi, sebaiknya setiap makan terdiri dari 4 kelompok makanan(karbohidrat, lauk pauk, sayur dan buah).
  • Utamakan konsumsi makanan sumber karbohidrat kompleks, seperti kelompok padi-padian dan umbi-umbian yaitu 3 – 8 porsi per hari tergantung kepada kebutuhan.
  • Konsumsi protein hewani dan nabati, 2-3 porsi sehari,seperti ikan, tahu, tempe,dll.
  • Konsumsi 3-5 porsi sayuran dan 2-3 porsi buah setiap hari.
  • Batasi asupan lemak, minyak, gula, dan alkohol.
  • Biasakan makan teratur yang terdiri dari 3 kali makan utama (sarapan, makan siang, makan malam) dan 1-2 kali snack.
  • Makan malam dengan porsi lebih sedikit dari sarapan dan makan siang.
  1. Pola Beraktivitas
  • Tingkatkan aktivitas fisik minimal 1jam sehari.
  • Membatasi aktivitas seperti televisi, permainan komputer, dan permainan video.
  • Membatasi tidur berlebihan.
  • Olahraga minimal 2-3 kali seminggu selama 30-50 menit olahraga.
  • Disarankan agar latihan fisik bersifat aerobik, seperti: berjalan cepat, lari, aerobik dan treadmil.
Penatalaksanaan Obesitas
  1. Mengatur pola makan
Prinsip dasar penatalaksanaan obesitas yang direkomendasikan oleh organisasi dunia adalah diet rendah energi seimbang yang mengurangi energi sebesar 500-1000 kkal dari kebutuhan harian:
  • Kurangi konsumsi makanan dengan karbohidrat kompleks seperti nasi, roti, jagung, kentang dan biji-bijian.
  • Hindari konsumsi karbohidrat sederhana seperti gula pasir, gula merah, sirup, kue manis dan gurih, madu, selai, susu, coklat, manisan, minuman bersoda, dll.
  • Mengurangi konsumsi makanan sumber lemak dengan menghindari menggoreng dan menggunakan santan kental, mentega dan margarin.
  • Mengutamakan sumber serat yaitu sayuran yang direbus, dikukus dan direbus dengan sedikit minyak, serta buah-buahan utuh tanpa tambahan gula, susu kental manis, susu murni dan santan.
  • Hindari buah berenergi tinggi seperti durian, alpukat, nangka, sawo, mangga, cempedak, pisang dan srikaya.
  • Makan buah sebagai camilan.
  • Tingkatkan asupan cairan (air dan kaldu sayuran) setidaknya sepuluh gelas sehari.
  • Porsi makanan kecil.
  1. Mengatur aktivitas fisik
Tingkatkan aktivitas fisik secara terus menerus minimal 1 jam sehari. Kombinasi latihan fisik aerobik (bersepeda, jogging, berenang dan golf) dan anaerobik (latihan pernapasan, karate, lompat tinggi dan angkat berat) 3-5 kali seminggu dan durasi 40-60 menit, dan intensitasnya sesuai dengan denyut nadi maksimal berdasarkan umur dan kemampuan (intensitas dinaikkan secara bertahap).
Jangan ragu untuk berkonsultasi seputar kesehatan gizi kamu kepada Dokter Spesialis Gizi Klinik, Rumah Sakit Jakarta. Informasi & pendaftaran dapat menghubungi Telp 021-5732241 atau via Whatsapp 0815 8551 2655.

2-PROMO-1.png
07/Nov/2022

Laser Vision Correction (LVC) merupakan teknologi yang efektif untuk memperbaiki penglihatan seperti mata minus (rabun jauh), plus (rabun dekat) atau silinder dengan menggunakan laser.

Beberapa persyaratan yang diperlukan sebelum prosedur Laser :

  • Mata dalam kondisi sehat
  • Usia 18-40 tahun
  • Koreksi Stabil dari kesalahan Refractieve
  • Ketebalan kornea >500 um
  • Myopia – 12 D, Cyl < 5 D ( < 6D, lebih baik dari >6D)
  • Tidak Hamil
  • Pasien kooperatif

Sebelum prosedur Laser dilakukan, diperlukan pemeriksaan komprehensif, yang meliputi:

  • Pemeriksaan refraksi
  • Pengukuran tekanan intraokular (bola mata)
  • Topografi (pemetaan) kornea
  • Pemeriksaan produksi air mata
  • Pengukuran ketebalan kornea
  • Penggunaan specular microscope untuk memeriksa penyakit kornea
  • Pemeriksaan laboratorium
  • Pemeriksaan mata secara fisik.

Masih zaman pakai kacamata? Yuk, saatnya bebaskan diri kamu beraktivitas tanpa kacamata dengan tindakan Laser Vision Correction (LVC) di Klinik Mata Jakarta Aini, Rumah Sakit Jakarta.

Segera reservasi melalui WhatsApp 0816 941 000, telp 021 5732241 ext 314/315

bye bye kacamata!


1a352bc647dc0ebe93b3b5472207ceac559b094d.png
19/Oct/2022

Pernahkah kamu merasakan nyeri, gatal, atau sesuatu yang mengganjal di mata ? atau dalam kasus yang lebih lanjut misalkan, mata mengeluarkan cairan berwarna kuning, hijau, atau bahkan berdarah, sensitivitas terhadap cahaya meningkat hingga penglihatan menjadi kabur. Hati-hati bisa jadi hal tersebut merupakan tanda-tanda infeksi mata lho. Lalu apa sih penyebab infeksi mata, apa saja gejalanya dan ada berapa jenis infeksi mata yang perlu di waspadai? Yuk, simak penjelasannya dibawah ini!

Definisi

Infeksi merupakan suatu kondisi dimana mikroba masuk ke dalam tubuh kita dan berkembang biak. Mikroorganisme penyebab infeksi dapat berupa bakteri, virus, parasit, atau jamur. Para mikroorganisme ini menjadikan tubuh kita tempat tinggal dan sumber nutrisi. Secara medis, adanya infeksi ditandai dengan peradangan, tergantung pada organ yang terkena infeksi. Misalnya, rinitis adalah infeksi hidung, otitis media adalah infeksi telinga, dan gastritis adalah infeksi perut.

Infeksi pada mata terjadi saat mikroorganisme berbahaya seperti bakteri, jamur, atau virus yang menyerang bagian mana pun dari bola mata atau jaringan di sekitarnya, mulai dari kelopak mata, dan membran tipis yang melapisi mata luar (konjungtiva), permukaan depan mata yang bening (kornea), bahkan bisa sampai mengenai cairan bagian dalam mata (vitreous) dan saraf mata (retina).

Gejala

Gejala infeksi mata tergantung pada penyebabnya, dan dapat meliputi :

  • Mata merah
  • Keluar nya kotoran mata
  • Kelopak mata bengkak
  • Mata berair
  • Sensitivitas cahaya meningkat
  • Gatal
  • Pandangan yang kabur hingga kebutaan

Beberapa Jenis Infeksi Mata

  1. Hordeolum : Kondisi ini dikenal dengan istilah bintitan, dimana terjadi kondisi Infeksi pada kelenjar kelopak mata yang disebabkan oleh bakteri (misal saat mengucek mata, penggunaan makeup, dll). Gejala utama bintitan adalah bintil merah yang tumbuh di dalam atau di luar kelopak mata, menyerupai bisul kecil di kelopak mata. Bintitan biasanya sembuh dengan sendirinya tanpa perawatan khusus, tetapi risiko komplikasi tetap ada. Karena itu, jika bintil tidak membaik setelah 48 jam, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter.
  2. Konjungtivitis : Infeksi pada selaput mata disebabkan oleh virus atau bakteri dan sangat menular. Jenis infeksi mata ini sangat menular dan sering kali menyebar di kalangan anak-anak di tempat penitipan anak, ruang kelas, dan lingkungan serupa. Para guru dan asisten di tempat penitipan anak juga berisiko tinggi terkena konjungtivitis saat mereka bekerja berdekatan dengan anak-anak kecil. Pada bayi juga bisa terjadi infeksi mata konjungtiva (gonokokal dan konjungtivitis klamidia) selama kelahiran dari ibu yang memiliki penyakit menular seksual.
  3. Keratitis : Infeksi pada kornea yang disebabkan oleh virus, bakteri atau jamur, misal Herpes simplex & pemakaian lensa kontak. Pengguna lensa kontak semakin berisiko terkena parasit yang dapat menyerang mata dan menyebabkan infeksi serius yang mengancam penglihatan yang disebut Keratitis akantamuba. Inilah alasan yang mendasari pemakai lensa kontak harus mengikuti ketentuan terkait penggunaan yang aman, seperti menghindari berenang sambil mengenakan lensa kontak.
  4. Ulkus Kornea : Luka terbuka pada kornea yang paling sering disebabkan oleh infeksi. Kondisi ini merupakan bentuk lanjut dari keratitis yang tergolong dalam kondisi darurat medis. Ulkus kornea dapat menyebabkan kebutaan jika tidak segera ditangani.
  5. Selulitis Preseptal & Selulitis Orbitalis : infeksi yang melibatkan jaringan lunak sekitar bola mata hingga kebagian belakang mata. Pada selulitis preseptal biasanya disebabkan oleh penyebaran infeksi yang berdekatan dari cedera wajah atau kelopak mata, gigitan serangga atau hewan, konjungtivitis, kalazion, atau sinusitis. Sedangkan pada selulitis orbitalis paling sering disebabkan oleh perluasan infeksi dari sinus yang berdekatan, terutama sinus ethmoid. Lebih jarang, selulitis orbital disebabkan oleh infeksi langsung yang menyertai trauma lokal (misalnya, gigitan serangga atau hewan, luka tembus kelopak mata) atau penyebaran infeksi yang berdekatan dari wajah atau gigi atau oleh penyebaran hematogen.
  6. Endoftalmitis : infeksi bagian dalam bola Mata dan dapat menjalar keseluruh jaringan disekitar Mata (Panoftalmitis). Terdapat dua penyebab endoftalmitis, yaitu endoftalmitis yang disebabkan oleh infeksi dan endoftalmitis yang disebabkan oleh imunologis atau autoimun (non-infeksi).
  7. Retinokoroiditis : Infeksi yang mengenai jaringan saraf mata (retina & koroid) yang menyebabkan peradangan pada retina serta vitreus (gel yang mengisi bola mata) dan berpotensi menimbulkan gangguan penglihatan permanen. Kondisi ini sering disebabkan oleh Toxoplasma & Tuberkulosis, parasit ini banyak ditemukan di alam dan dapat menular lewat konsumsi makanan yang terkontaminasi.

Pemeriksaan Yang Diperlukan

Ketika dirasakan gejala infeksi mata, tindakan yang paling utama dilakukan adalah segera  memeriksakan keluhan dan kondisi mata kepada dokter spesialis mata sehingga dapat dilakukan penanganan dan pengobatan yang sesuai. Pada kondisi infeksi mata biasanya dilakukan pemeriksaan mata sederhana dengan dibantu alat tertentu untuk memeriksa kornea dan retina. Pada kasus di mana ada cairan yang keluar dari mata, dokter mata akan mengambil sampel cairan tersebut yang akan diperiksa untuk mengetahui jenis infeksi.

Berikut beberapa pemeriksaan yang diperlukan dalam mendiagnosis infeksi mata :

  • Fluorescent Test : Tes ini dilakukan dengan menyuntikkan zat pewarna khusus (kontras) yang disebut fluorescein ke dalam pembuluh darah di lengan. Zat ini akan bergerak dengan cepat menuju pembuluh darah di dalam mata. Kamera khusus digunakan untuk memotret aliran zat tersebut di dalam pembuluh darah belakang mata. Tes ini akan memudahkan dokter untuk mendeteksi gangguan aliran darah di dalam retina serta kelainan pada pembuluh darah di mata.
  • USG Mata : Pemeriksaan menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambaran struktur dalam mata.
  • Foto Fundus : Pemeriksaan dengan prosedur pengambilan gambar pada bagian fundus mata. Pemeriksaan foto fundus mata dapat menampilkan gambaran pada daerah di belakang mata yang meliputi retina, saraf mata (saraf optikus), makula, dan pembuluh darah retina.

Jika dirasakan tanda dan gejala infeksi pada mata, sebaiknya segera periksakan ke dokter mata, agar dapat diperoleh diagnosa dan pengobatan yang tepat. Untuk informasi dan pendaftaran dapat menghubungi Telp 021-5732241 atau via Whatsapp 0815 8551 2655.

 


slideshow_habits_snacking.jpg
30/Sep/2022

Jakarta Dental Clinic, Tahukah kamu banyak dari kebiasaan yang kita lakukan sehari-hari ternyata berdampak buruk bagi kesehatan tubuh kita lho. Faktanya, banyak penyakit serius dapat diakibatkan oleh kebersihan mulut dan gigi yang buruk. Mulut dan gigi terdiri dari saraf yang menghubungkan mereka ke bagian lain dari organ. Maka bukan mitos bahwa masalah gigi dan mulut dapat menyebabkan penyakit serius seperti penyakit jantung, infeksi saluran pernapasan, bahkan kanker.
Munculnya masalah gigi dan mulut bisa disebabkan oleh kebiasaan buruk yang mungkin tidak anda sadari. Penting untuk menghentikan kebiasaan buruk ini untuk menghindari risiko penyakit terkait gigi dan mulut. Mau tahu kebiasaan apa saja yang dapat merusak kesehatan gigi? Yuk, simak penjelasan selengkapnya.

  • Menggigit kuku

Kebiasan menggigit kuku biasanya kerap dilakukan ketika seseorang sedang berpikir, menunggu, malu, bosan, frustasi, cemas, bahkan stres. Namun jika ditinjau dari segi kesehatan mengigit kuku tidak hanya menyebarkan bakteri ke mulut, tetapi juga mengikis email gigi dan melemahkan gigi depan. Selain itu juga dapat berakibat terjadinya disfungsi rahang jika dilakukan dalam waktu yang lama.

  • Menyikat Gigi Terlalu Keras

Menyikat gigi memiliki banyak manfaat salah satunya adalah mencegah gigi berlubang dan bau mulut. Cara menyikat gigi yang benar adalah dengan gerakan melingkar selama 20 detik di setiap bagian secara perlahan. Menyikat dengan sikat gigi yang keras, atau menyikat terlalu keras, dapat merusak gigi dan mengiritasi gusi.

  • Menggeretakkan Gigi

Umumnya, kebiasaan ini terbentuk karena stres dan kecemasan. Kebiasaan ini tidak hanya merugikan diri sendiri tetapi juga orang lain. Karena kebiasaan mengatupkan atau menggemeretakkan gigi bisa menimbulkan bunyi yang tidak enak di telinga. Gigi yang terus-menerus tergores dapat menyebabkan gigi terkelupas atau retak, serta nyeri otot atau nyeri sendi. Kebiasaan ini.

  • Mengunyah Es Batu

Enamel adalah kristal dan Es juga kristal. Jika kamu membiarkan dua kristal bertabrakan, salah satunya pasti akan pecah, selain itu pecahan es juga bisa mengiritasi gusi  kamu. Untuk menghindari hal tersebut sebaiknya pilih minuman dingin tanpa es atau gunakan sedotan untuk menghindari godaan kebiasaan ini.

  • Konsumsi Snack Terlalu Sering

Mengunyah  sepanjang hari, terutama makanan dan minuman manis, berisiko lebih tinggi untuk gigi berlubang. Saat kamu makan, bakteri penyebab gigi berlubang memakan sisa makanan dan menghasilkan asam yang menyerang kulit terluar gigi .

  • Menjadikan Gigi sebagai Alat

Gigi berfungsi untuk mengunyah makanan, bukan sebagai alat pemotong barang.  Jika kamu menggunakan gigi untuk merobek atau membuka kemasan yang keras, hal ini berisiko  membuat gigi retak, melukai rahang, atau secara tidak sengaja menelan sesuatu yang tidak seharusnya Anda telan.

Nah, sudah tahukan apa saja kebiasaan-kebiasaan yang membahayakan gigi kamu. Untuk memastikan gigi kamu tetap sehat dan terawat dengan baik, jangan lupa periksakan kondisi kesehatan gigi dan mulut kamu kepada Dokter Gigi Spesialis, Jakarta Dental Clinic, RS Jakarta. Untuk informasi dan pendaftaran dapat melalui Telp 021-5732241 atau Whatsapp 0815 8551 2655.


Esotropia-left.webp
22/Sep/2022

Dalam mengatur pergerakan mata terdapat enam otot bola mata yang berperan. Keenam otot yang berada pada sisi luar bola mata ini berkoordinasi agar mata bergerak selaras. Satu otot mengatur gerakan ke kiri, satu otot ke kanan, dan empat otot lainnya berkoordinasi untuk gerakan mata ke atas, ke bawah, dan melihat sudut. Agar dapat terfokus pada satu titik yang sama, seluruh otot pada masing-masing mata harus seimbang dan bekerjasama. Namun bagaimana jika fokus kedua mata masing-masing menuju pada arah yang berbeda, ketika salah satu mata melihat lurus, sementara mata yang lain dapat berputar ke dalam, ke luar, ke atas, maupun ke bawah. Nah Kondisi inilah yang disebut sebagai Mata Juling atau istilah medisnya Strabismus. Lalu bagaimana mengenali gejala mata Juling pada anak dan bagaimana penanganannya? Mari kita bahas satu persatu!

Mata juling atau strabismus sering kali muncul pada anak-anak. Pada kondisi mata juling, otot mata yang terhubung ke otak tidak bekerja dengan tepat. Akibatnya, gerakan mata kiri dan mata kanan menjadi berbeda, yang seharusnya bergerak ke arah yang sama. Dilaporkan jumlah kasus Strabismus terjadi pada sekitar 3% anak-anak dan Jika tidak diobati, sekitar 50% anak-anak dengan strabismus mengalami kehilangan penglihatan karena ambliopia.

Apakah Strabismus Mempengaruhi Penglihatan?

Pada penglihatan normal, kedua mata berfokus ke objek yang sama. Otak menggabungkan dua gambar dari mata kita menjadi satu gambar tiga dimensi (3-D). Pada kondisi inilah kita dapat mengetahui seberapa dekat atau jauh sesuatu dari pandangan kita (disebut persepsi kedalaman). Ketika satu mata tidak sejajar, dua gambar berbeda dikirim ke otak. Pada seorang anak kecil, otak belajar untuk mengabaikan citra mata yang tidak sejajar. Sebaliknya, ia hanya melihat gambar dari mata lurus atau lebih baik melihat. Akibatnya, persepsi kedalaman dapat berpengaruh.

Pada orang dewasa yang mengalami strabismus setelah masa kanak-kanak sering memiliki penglihatan ganda. Ini karena otak mereka telah belajar untuk menerima gambar dari kedua mata. Otak mereka tidak dapat mengabaikan gambar dari mata yang berputar, sehingga mereka melihat dua gambar.

Penyebab Strabismus (Mata Juling)

Dalam memfokuskan kedua mata pada satu objek, semua otot di kedua mata harus bekerja sama dan otak berperan dalam mengontrol otot-otot ini. Kebanyakan strabismus tidak disebabkan dengan masalah medis lainnya. Tetapi beberapa anak yang memiliki strabismus mungkin memiliki gangguan yang mempengaruhi otak mereka. Beberapa kondisi yang mungkin terkait dengan Strabismus, antara lain :

  • Cerebral palsy
  • Sindrom Down
  • Hidrosefalus (cairan ekstra di otak)
  • Tumor otak
  • Kelahiran prematur

Penyakit katarak (kekeruhan lensa jernih alami mata) atau cedera mata juga dapat menyebabkan strabismus. Namun, sebagian besar anak-anak dengan strabismus tidak memiliki masalah ini. Selain itu, riwayat keluarga dengan strabismus juga dapat meningkatkan peluang anak untuk mengalami strabismus.

Gejala Strabismus (Mata Juling)

Waspada jika dijumpai tanda-tanda berikut :

  • Anak melihat ke arah yang berbeda pada saat yang bersamaan.
  • Anak menutup satu mata atau memiringkan kepala mereka ketika melihat suatu benda.
  • Anak mungkin menyipitkan mata dengan satu mata ketika di bawah sinar matahari yang cerah.

Dokter anak, perawat sekolah, atau guru anak Anda mungkin juga memperhatikan tanda-tanda ini. Jika Anda berpikir anak Anda mungkin menderita strabismus, kunjungi dokter mata anak untuk pemeriksaan mata lengkap.

Jenis Strabismus (Mata Juling)

Ada tiga jenis strabismus yang umum :

  • Esotropia infantil adalah ketika bayi atau anak kecil memiliki mata yang menyilang ke dalam.
  • Esotropia akomodatif adalah jenis strabismus yang paling umum pada anak di atas 2 tahun. Satu mata dapat berputar ke dalam (ke arah hidung) ketika berfokus pada objek close-up atau jauh.
  • Eksotropia adalah ketika satu mata berputar ke luar (menjauh dari hidung) ketika melihat sesuatu yang jauh. Ini kadang-kadang dapat terjadi ketika seorang anak lelah, sakit, atau melamun. Seorang anak mungkin juga menyipitkan mata dengan satu mata di bawah sinar matahari yang cerah.

Pengobatan Strabismus (Mata Juling)

Terdapat beberapa jenis pengobatan strabismus yang direkomendasikan oleh dokter namun, tergantung pada usia dan kondisi keselarasan mata anak.

1.Mengenakan kacamata atau lensa kontak

Bayi dan anak-anak dengan esotropia mungkin diresepkan kacamata khusus untuk membantu mereka fokus dan melihat. Prisma terkadang digunakan untuk membantu pemfokusan. Prisma adalah lensa transparan berbentuk baji yang membelokkan (membiaskan) sinar cahaya. Prisma dapat dilekatkan pada kacamata atau dibuat sebagai bagian dari lensa. Selain itu, memakai kacamata secara teratur juga dapat memperkuat otot mata dan penglihatan anak Anda.

2. Mengenakan penutup mata sementara

Sebuah patch atau penutup mata sementara ditempatkan pada mata yang dominan untuk merangsang mata yang lebih lemah. Sangat efektif untuk anak di bawah 7 tahun bila digunakan selama 2-6 jam sehari. Tujuannya adalah untuk menggerakkan mata ke arah yang sama dan memperkuat otot-otot mata.

3. Lakukan operasi otot mata

Operasi otot mata dilakukan untuk memperbaiki penempatan mata pada anak-anak. Anak akan diberikan anestesi umum agar benar-benar tertidur. Seorang dokter mata membuat sayatan kecil di jaringan yang menutupi mata untuk mengakses otot-otot mata. Otot-otot tersebut kemudian diposisikan ulang sehingga mata dapat fokus ke arah yang sama. Prosedur ini mungkin perlu dilakukan pada satu atau kedua mata. Juga, beberapa anak mungkin memerlukan operasi kedua untuk menyetel kembali mata mereka.

Setelah operasi, kebanyakan anak dapat kembali ke kehidupan normal mereka dalam waktu sekitar dua sampai tiga hari, tetapi mereka mungkin perlu memakai kacamata untuk memperkuat otot mata mereka.

4. Penggunaan obat tetes mata atau suntikan Botox

Dokter biasanya akan meresepkan obat tetes mata untuk mengaburkan penglihatan di mata dominan Anda. Selain itu, mata juling dapat diatasi dengan melemahkan otot mata yang terlalu banyak bekerja menggunakan suntikan Botox.

5. Lakukan tes keseimbangan dan fokus mata

Dokter menggunakan tes untuk menilai apakah mata anak fokus dan bergerak. Tes ini dilakukan untuk melatih kemampuan otot mata untuk mengkoordinasikan fokus visual dan keseimbangan gerakan mata. Ada beberapa cara untuk melatih otot mata anak di rumah, salah satunya dengan teknik pencil push-up. Teknik ini bertujuan untuk menjaga kedua mata pada titik yang sama. Yang harus Anda lakukan adalah meletakkan pena 30 cm di depan mata anak dan memintanya untuk fokus pada titik di ujung pena. Anda dapat melakukan latihan ini selama beberapa menit, tetapi hentikan jika anak Anda mengeluh penglihatan kabur. Kondisi strabismus pada anak tidak boleh dianggap enteng. Ini karena jika kondisi ini tidak ditangani dengan benar, otak mungkin tidak dapat mengenali apa yang dilihatnya di bagian mata yang lebih lemah. Hal ini dapat menyebabkan ambliopia (ambliopia).

Jika ditemui gejala mata juling pada anak, segera periksakan ke  Dokter Spesialis dan Subspesialis Mata, Klinik Mata Jakarta Aini, RS Jakarta agar mendapatkan penanganan yang tepat. Jangan menunda pemeriksaan, karena bila mata juling pada anak terdeteksi sejak dini, berbagai komplikasinya dapat dihindari, termasuk kebutaan. Untuk pendaftaran dapat menghubungi Telp 021-5732241 atau via Whatsapp 0815 8551 2655.


Desain-tanpa-judul-1.png
30/Aug/2022

Susunan gigi geligi yang normal adalah gigi geligi yang tersusun rapi dan sejajar di dalam lengkung rahang, begitu juga saat gigi geligi dikatupkan. Hal ini tentu sangat penting dalam menciptakan senyum yang menawan. Untuk itu, disinilah pentingnya perawatan ortodonti dilakukan. Salah satunya adalah penggunaan Braces atau biasa dikenal Kawat gigi. Lalu apa saja manfaat perawatan ortodonti? Pada kondisi gigi seperti apa yang dapat dikoreksi dengan perawatan ortodonti? dan ada berapa jenis braces yang dikenal? Mari kita bahas satu persatu.

Penggunaan Dental Braces

Kawat gigi, juga dikenal sebagai kawat gigi ortodontik, adalah perangkat gigi yang terutama digunakan untuk meluruskan atau memperbaiki keselarasan gigi. Alat ini direkomendasikan untuk pasien dengan gigi bengkok dan berjejal, serta underbite dan overbite. Kawat gigi memperbaiki penampilan wajah pasien dan memastikan perawatan mulut yang tepat lebih mudah dan lebih efektif. Oleh karena itu, alat ini dikenal dapat membantu pasien menjaga kesehatan gigi yang baik dalam jangka panjang.

Perawatan ortodontik dapat dilakukan pada pasien berusia 12 atau 13 tahun ketika semua gigi dewasa mereka sudah erupsi/tumbuh. Perawatan biasanya lebih efektif ketika dilakukan selama tahap ini, dibandingkan dengan ketika dilakukan pada usia dewasa. Untuk mendapatkan susunan gigi geligi yang rapi, gigitan yang harmonis serta senyum yang menarik, salah satu caranya adalah dengan menggunakan Dental Braces (Kawat Gigi).

Penggunaan Kawat gigi ortodontik (Dental Braces) diperuntukkan bagi kondisi :

  • Gigi bengkok
  • Gigi tidak sejajar atau asimetris
  • Overbite
  • Underbite (dalam bahasa Inggris)
  • Gigitan dalam
  • Gigitan terbalik
  • Gigitan terbuka
  • Gigi penuh sesak
  • Masalah rahang

Jenis-jenis Dental Braces

Pasien yang memerlukan perawatan ortodontik memiliki beberapa pilihan Kawat gigi ortodontik (Dental Braces), mencakup :

  1. Alat Ortodonti Lepasan: dapat dilepas pasang sendiri oleh pasien, contoh : Alat Ortodonti Lepasan, Clear Aligner.
  2. Alat Ortodonti Cekat : Alat ini terpasang cekat pada gigi geligi, tidak bisa dilepas-pasang sendiri oleh pasien. Macam-macam alat ortodonti cekat :

– Alat Ortodonti Cekat Konvensional

– Alat Ortodonti Self-Ligating

– Lingual Appliances

  1. Alat Ortodonti Fungsional : Alat ini dapat berupa alat fungsional cekat atau lepasan.

Bagaimana Prosedur dilakukan?

Perawatan ortodontik dimulai dengan pemeriksaan gigi dan foto rontgen mulut. Ini dilakukan untuk mengetahui kondisi gigi pasien sehingga dokter spesialis orthodonti dapat membuat rencana perawatan gigi yang tepat untuk pasien. Dokter gigi kemudian akan membuat kawat gigi di laboratorium gigi dan memasangnya di gigi pasien setelah siap.

Kawat gigi akan bekerja dengan menggerakkan gigi secara perlahan ke arah atau posisi tertentu dengan memberikan tekanan, yang juga menyebabkan gigi penahan tulang di tempatnya berubah bentuk.

Kawat gigi logam tradisional memiliki beberapa komponen, yaitu:

  • Tanda kurung – Ini adalah benda persegi kecil yang terikat pada permukaan setiap gigi.
  • Pita – Pita ortodontik terbuat dari stainless steel atau bahan bening yang terikat pada gigi, membungkus setiap gigi untuk menahan braket di tempatnya.
  • Spacer – Ini adalah pemisah yang diposisikan di antara gigi.
  • Archwires – Ini melekat pada braket dengan karet gelang elastis kecil dan bertindak sebagai panduan untuk pergerakan gigi.
  • Ikatan – Ini adalah kabel karet kecil atau cincin yang menyatukan archwire dan braket.
  • Tabung bukal – Ini melekat pada pita gigi terakhir dan bertanggung jawab untuk menahan ujung archwire di tempatnya.

Manfaat Perawatan Ortodonti

  • Fungsi pengunyahan menjadi lebih baik
  • Mengurangi resiko gigi berlubang dan gusi berdarah karena setelah dilakukan perbaikan posisi gigi proses menyikat gigi akan menjadi lebih efektif
  • Menghindari resiko aus atau rusaknya mahkota gigi akibat kontak antar gigi yang tidak seimbang
  • Rasa percaya diri akan meningkat setelah susunan gigi menjadi rapi

Kamu memiliki susunan gigi yang tidak rapi atau gigitan yang tidak harmonis? Segera konsultasikan dengan Dokter Gigi Spesialis Ortodonti di Jakarta Dental Clinic, Rumah Sakit Jakarta yang akan melakukan pemeriksaan, mendiagnosa dan menentukan rencana perawatan serta tindakan ortodonti yang paling tepat untuk kamu. Informasi & pendaftaran dapat menghubungi Telp 021-5732241 atau via Whatsapp 0815 8551 2655.


WhatsApp-Image-2022-08-23-at-10.09.19-1200x1200.jpeg
23/Aug/2022

Ginjal merupakan salah satu organ penting yang berfungsi mempertahankan komposisi darah dengan mencegah penumpukan produk limbah, mengontrol keseimbangan cairan dalam tubuh, menjaga kestabilan kadar elektrolit seperti natrium, kalium, dan fosfat, mengontrol tekanan darah, dan sel darah merah serta menghasilkan hormon dan enzim yang membantu dalam pembentukan dan pemeliharaan tekanan  darah yang sehat serta menjaga agar tulang tetap kuat.

Ginjal merupakan organ dengan daya kompensasi tinggi. Jika terjadi kerusakan pada salah satu ginjal, maka jaringan ginjal sehat akan mengambil alih tugas dan pekerjaan jaringan ginjal yang sakit dengan meningkatkan perfusi darah ke ginjal dan filtrasi. Bila jaringan ginjal yang rusak mencapai  75 -85 % maka daya kompensasi tak lagi mencukupi sehingga timbul gejala uremia oleh karena terjadi penurunan zat – zat yang tak bisa dikeluarkan dari tubuh oleh ginjal yang sakit. Pada tahap awal gagal ginjal biasanya tidak disadari oleh penderitanya, karena gejala umumnya tidak tampak. Lalu adakah upaya pencegahan penyakit Gagal Ginjal Kronis? Mari simak ulasannya berikut ini.

Gagal Ginjal Kronik

Setiap hari, kedua ginjal menyaring sekitar 120-150 liter darah dan menghasilkan sekitar 1-2 liter urin. Setiap ginjal terdiri dari sekitar satu juta unit filter yang disebut nefron. Nefron terdiri dari glomerulus dan tubulus ginjal. Glomerulus menyaring cairan dan produk limbah, mencegah pelepasan sel darah dan makromolekul yang sebagian besar adalah protein. Hal ini juga melewati tubulus ginjal di mana ia mengisi kembali mineral yang dibutuhkan tubuh dan menghilangkan produk limbah. Ginjal juga menghasilkan enzim renin, yang menjaga tekanan darah dan kadar garam, hormon eritropoietin, yang merangsang sumsum tulang untuk memproduksi sel darah merah, dan bentuk aktif vitamin D, yang diperlukan untuk kesehatan tulang.

Penyakit ginjal dikenal beberapa macam, yaitu penyakit ginjal kronis (CKD) atau sebelumnya gagal ginjal kronis, cedera ginjal akut, atau sebelumnya gagal ginjal akut. Penyakit ginjal kronis adalah hilangnya fungsi ginjal secara progresif selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Penyakit ginjal kronis adalah penyakit multifaktorial yang mempengaruhi ginjal dan biasanya berkembang perlahan dan menjadi kronis. Penyakit ini sering terlambat dikenali karena gejala khasnya tidak terlihat pada awalnya. Di sisi lain, jika penyakit ginjal kronis terdeteksi sejak dini, pengobatan dapat segera dimulai dan komplikasi dapat dicegah.

Penyebab & Gejala

Penyebab utama penyakit ginjal kronis (CKD) adalah diabetes dan hipertensi. Diabetes terjadi ketika kadar gula darah melebihi kisaran normal, merusak organ vital tubuh seperti jantung dan ginjal, serta pembuluh darah, saraf, dan mata. Dan jika tidak ditangani, tekanan darah tinggi dapat menjadi penyebab utama serangan jantung, stroke, dan gagal ginjal kronis. CKD juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi.

Tanda dan gejala yang berhubungan dengan penyakit ginjal biasanya sangat umum (dan dapat dilihat pada penyakit lain juga).

  • Tekanan darah tinggi
  • Perubahan volume urin dan jumlah buang air kecil per hari
  • Adanya darah dalam urin;
  • Kelemahan dan gangguan tidur
  • Kehilangan selera makan
  • Sakit kepala
  • Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi
  • Gatal
  • Kelebihan muatan
  • Mual dan muntah
  • Bengkak, terutama pada kaki dan pergelangan kaki, serta kelopak mata bengkak saat bangun pagi

Pencegahan

Diabetes dan hipertensi adalah penyebab utama penyakit ginjal kronis di banyak negara berkembang, oleh karena itu mengendalikan factor resiko penyakit tersebut merupakan langkah tepat dalam mencegah terjadinya penyakit gagal ginjal kronis. Berikut langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan :

  • Rajin melakukan aktivitas fisik dan olahraga

Olahraga teratur, seperti berenang, berjalan, dan berlari, dapat membantu mengurangi stres, mengelola diabetes dan tekanan darah tinggi, serta menjaga berat badan  yang sehat. Semua ini penting untuk kesehatan ginjal. Jika Anda merasa sudah memiliki penyakit ginjal, penting untuk segera menemui dokter. Diagnosis dan pengobatan dini dapat membantu memperlambat perkembangan penyakit ginjal menjadi gagal ginjal. Jika Anda telah didiagnosis menderita penyakit ginjal, temui dokter Anda secara teratur untuk memantau fungsi ginjal Anda. Tidak ada obat untuk penyakit ginjal kronis, tetapi pengobatan yang tepat dapat memperlambat perkembangannya.

  • Menjaga kadar gula darah tetap normal

Diabetes telah terbukti  meningkatkan risiko  penyakit jantung dan gagal ginjal. Ini hanyalah salah satu alasan mengapa penting untuk  dapat mengatur kadar gula darah dalam tubuh.

  • Pertahankan tekanan darah normal

Tekanan darah tinggi juga telah terbukti  meningkatkan risiko penyakit jantung dan gagal ginjal. Oleh karena itu, penting untuk menjaga tekanan darah pada tingkat normal.

  • Menjaga berat badan ideal

Obesitas sendiri dapat meningkatkan risiko kondisi yang berhubungan dengan gagal ginjal, seperti diabetes dan hipertensi.

  • Minum 8-10 gelas air setiap hari

Dehidrasi  mengurangi aliran darah ke ginjal dan dapat merusaknya. Jadi, pastikan Anda minum banyak air  untuk menghindari dehidrasi. Anda juga dapat menanyakan kepada dokter Anda berapa banyak air yang harus Anda minum  per hari.

  • Dilarang Merokok

Merokok telah dilaporkan  mengurangi aliran darah ke ginjal. Ini dapat mempengaruhi fungsi ginjal  dengan atau tanpa penyakit ginjal.

  • Periksa fungsi ginjal secara teratur

Pemeriksaan fungsi ginjal penting dilakukan untuk mendeteksi adanya penyakit ginjal sedini mungkin sehingga dapat ditangani secara efektif.

tes darah berdasarkan kreatinin, urea, dan laju filtrasi glomerulus (GFR)

Urinalisis dengan melihat kadar albumin atau protein.

  • Jangan minum obat pereda nyeri dalam waktu lama tanpa saran medis

Dosis tinggi obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti aspirin, ibuprofen, dan naproxen telah terbukti  mengurangi  aliran darah ke ginjal dan dapat merusaknya.

Penyakit ginjal kronik dapat dideteksi secara dini, maka pengobatan dapat segera dilaksanakan, dengan demikian komplikasi akibat penyakit ini dapat dicegah. Jangan ragu segera konsultasikan pada Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Penyakit Ginjal (Nefrologist) karena pengobatan sedini mungkin tentu hasilnya akan lebih baik.  Informasi & pendaftaran dapat menghubungi Telp 021-5732241 atau via Whatsapp 0815 8551 2655.


a00389f02_300dpi.jpg
29/Jul/2022

Sendi merupakan ruang bertemunya dua tulang atau juga dapat menyatukan tulang yang lebih banyak lagi. Sendi lutut, misalnya, terbentuk antara tulang tungkai bawah (tibia dan fibula) dan tulang paha (femur). Sendi panggul adalah tempat bagian atas tulang paha (kepala femoralis) bertemu dengan bagian cekung panggul (asetabulum). Sendi yang sehat bergerak leluasa dengan mudah tanpa rasa sakit karena jaringan elastis yang halus yang disebut tulang rawan artikular menutupi ujung tulang yang membentuk sendi. Namun jika terjadi kerusakan tulang rawan yang berakhir menjadi peradangan sendi maka akan mengakibatkan sendi-sendi terasa sakit, kaku, dan bengkak. Kondisi inilah yang disebut Osteoarthritis. Pada kondisi ini, kerusakan terjadi seiring dengan berjalannya waktu. Karena gesekan ini lama kelamaan akan merusak dan menyebabkan peradangan pada sendi.

Definisi

Osteoartritis terjadi ketika tulang rawan yang melindungi ujung tulang secara bertahap mengalami aus. Hal ini dapat menyebabkan rasa sakit dan kekakuan yang memburuk dari waktu ke waktu, sehingga sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Osteoartritis adalah bentuk artritis yang paling umum. Kondisi ini berkembang perlahan dan paling sering terjadi pada usia paruh baya dan orang tua. Meskipun tidak ada obat untuk osteoarthritis, ada banyak pilihan pengobatan yang tersedia untuk membantu mengelola rasa sakit dan membuat orang tetap aktif.

Sendi adalah tempat ujung dua atau lebih tulang bertemu. Misalnya:

  • Sendi panggul adalah tempat bagian atas tulang paha (kepala femoralis) bertemu dengan bagian panggul yang berlubang (acetabulum).
  • Sendi lutut terbentuk antara tulang paha (tulang paha) dan tulang-tulang tungkai bawah (tibia dan fibula).

Sendi yang sehat meluncur dengan mudah tanpa rasa sakit karena jaringan elastis halus yang disebut tulang rawan artikular menutupi ujung tulang yang membentuk sendi.

Penyebab

Dengan osteoartritis, tulang rawan artikular yang menutupi ujung tulang di sendi secara bertahap hilang. Di mana dulu ada tulang rawan artikular halus yang memungkinkan tulang meluncur dengan mudah satu sama lain ketika sendi ditekuk dan diluruskan, sekarang ada permukaan yang berjumbai dan kasar. Gerakan sendi di sepanjang permukaan yang terbuka ini menyakitkan. Osteoartritis sering mengakibatkan gesekan tulang pada tulang dan biasanya berkembang setelah bertahun-tahun digunakan. Ini mempengaruhi orang-orang yang paruh baya atau lebih tua. Faktor risiko lain untuk osteoartritis termasuk obesitas, cedera sebelumnya pada sendi yang terkena, dan riwayat keluarga osteoartritis.

Gejala

Osteoartritis dapat mempengaruhi sendi apa pun dalam tubuh termasuk sendi tulang belakang. Gejala dapat berkisar dari ringan hingga melumpuhkan. Sendi yang terkena osteoartritis mungkin kaku, menyakitkan, dan meradang. Tanpa tulang rawan, tulang bergesekan langsung satu sama lain saat sendi bergerak. Ini menyebabkan rasa sakit dan peradangan. Rasa sakit atau nyeri tumpul berkembang secara bertahap dari waktu ke waktu. Rasa sakit mungkin lebih buruk di pagi hari dan merasa lebih baik dengan aktivitas. Aktivitas yang kuat dapat menyebabkan rasa sakit berkobar. Sendi dapat menegang dan terlihat bengkak, membesar atau “keluar dari sendi.” Benjolan dapat berkembang di atas sendi. Gerakan sendi seperti menekuk, meluruskan, dan memutar mungkin menjadi lebih sulit dan kehilangan gerak mungkin mengikuti. Fragmen tulang rawan yang longgar dapat mengganggu gerakan halus sendi. Sambungan dapat mengunci atau menempel. Ini mungkin berderit, mengklik, membentak, atau membuat suara gerinda (crepitus). Sendi rematik dapat melemah dan sendi penahan beban seperti lutut atau pergelangan kaki dapat tertekuk dan menyerah.

Pemeriksaan

  • Riwayat kesehatan lengkap
  • Pemeriksaan fisik
  • Pemeriksaan sinar-X dan  tes laboratorium

Pengobatan

Perawatan Nonsurgical

Perawatan dini dan nonsurgical dapat membantu menjaga mobilitas sendi, meningkatkan kekuatan, dan menghilangkan rasa sakit. Sebagian besar program perawatan menggabungkan modifikasi gaya hidup, pengobatan, dan terapi fisik.

Perubahan Gaya Hidup

Dokter mungkin merekomendasikan istirahat atau perubahan dalam kegiatan untuk menghindari memicu nyeri osteoartritis. Ini mungkin termasuk:

  • Modifikasi dalam lingkungan kerja
  • Beralih dari aktivitas berdampak tinggi (seperti aerobik, berlari, melompat, atau olahraga kompetitif) ke latihan berdampak rendah (seperti peregangan, berjalan, berenang, atau bersepeda)
  • Program penurunan berat badan, jika diperlukan, terutama jika osteoartritis mempengaruhi sendi yang menahan beban (seperti tulang belakang, pinggul, lutut, atau pergelangan kaki)

Obat

  • Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen atau naproxen dapat membantu mengurangi peradangan.
  • Kadang-kadang, dokter Anda mungkin merekomendasikan agen anti-inflamasi yang kuat yang disebut kortikosteroid, yang disuntikkan langsung ke sendi. Kortikosteroid memberikan bantuan rasa sakit dan pembengkakan jangka pendek.

Terapi Fisik

Program kebugaran seimbang, terapi fisik, dan/atau terapi okupasi dapat meningkatkan fleksibilitas, meningkatkan jangkauan gerak, mengurangi rasa sakit, dan memperkuat sendi.

Perawatan Non-operasi Lainnya

Perangkat pendukung atau bantu (seperti kawat gigi, belat, perban elastis, tongkat, kruk, atau alat bantu jalan) mungkin diperlukan.

Memberikan kompres es atau kompres panas ke sendi yang terkena untuk waktu yang singkat, beberapa kali sehari.

Pembedahan

Jika perawatan non-operasi tidak menghentikan rasa sakit atau kehilangan efektivitasnya, operasi dapat dipertimbangkan. Keputusan untuk merawat dengan pembedahan tergantung pada:

  • Usia dan tingkat aktivitas Anda
  • Kondisi sendi yang terkena
  • Sejauh mana osteoartritis telah berkembang

Pilihan bedah untuk osteoartritis meliputi:

Artroskopi
Seorang ahli bedah menggunakan instrumen fiberoptik berukuran pensil, fleksibel, (arthroscope) untuk membuat dua atau tiga sayatan kecil untuk menghilangkan taji tulang, kista, lapisan yang rusak, atau fragmen longgar di sendi.

Osteotomi
Tulang panjang lengan atau kaki diselaraskan kembali untuk menghilangkan tekanan dari bagian sendi yang terkena.

Fusi sendi

Seorang ahli bedah menghilangkan sendi dengan mengikat bersama ujung tulang (fusi). Pin, pelat, sekrup, atau batang dapat menahan tulang di tempatnya saat mereka sembuh. Prosedur ini menghilangkan fleksibilitas sendi. Fusi paling sering dilakukan di tulang belakang, tangan, dan kaki.

Penggantian sendi

Seorang ahli bedah mengangkat bagian tulang dan menciptakan sendi buatan dengan komponen logam atau plastik (penggantian sendi total atau artroplasti).

Diagnosis dan pengobatan dini Osteoartritis  dapat membantu menjaga mobilitas sendi, menghilangkan rasa sakit dan meningkatkan fungsi. Dalam memastikan penanganan yang tepat, segera konsultasikan keluhan kamu kepada Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi & Traumatology, Jakarta Orthopaedic Center, RS Jakarta untuk penanganan yang tepat pada cedera anak. Informasi dan pendaftaran dapat menghubungi Telp 021-5732241 atau via Whatsapp 0815 8551 2655.

 

 




Hubungi kami


021-5732241
Fax : 021-5710249


Jalan Garnisun No.1, Jalan Jend.Sudirman, RT.5/RW.4, Karet Semanggi, Kec.Setiabudi, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12930


marketing@rsjakarta.co.id
customer.relation@rsjakarta.co.id



Mobile Apps



Copyright © 2020 - www.rsjakarta.co.id All rights reserved.